PON ACEH XXI

PON ACEH XXI
Pon

HUT Kemerdekaan RI 79

HUT Kemerdekaan RI 79
HUT Kemerdekaan RI

World Water Forum

World Water Forum
WWF

UMKM EXPO

UMKM EXPO
brillianpreneur.com

BUMN

Klaim THR 2024

Klaim THR 2024
Pengaduan

H. Widodo calon DPR RI

H. Widodo calon DPR RI
DPR RI

DIRGAHAYU RI

DIRGAHAYU RI
Anggota DPRD Pontianak

Labels

Bank Mandiri

Pasang Iklan

Side Ad

AS tuduh Iran berupaya meretas kampanye kepresidenan kedua calon

                           Kedua calon presiden
20 Agustus 2024 17:28 WIB
CNBCinfo, Washington - Biro Investigasi Federal (FBI) bersama dengan badan intelijen Amerika Serikat lainnya pada Senin mengungkapkan bahwa Iran bertanggung jawab atas upaya meretas kampanye kepresidenan Trump dan Biden-Harris.

"Kami mengawasi peningkatan aktivitas agresif Iran selama masa pemilihan, terutama yang terkait operasi berpengaruh yang menyasar publik Amerika dan operasi siber menyasar kampanye kepresidenan," demikian pernyataan bersama FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA).

Hal ini termasuk laporan aktivitas terbaru yang membahayakan kampanye mantan Presiden AS Donald Trump, yang menurut komunitas intelijen terkait dengan Iran, tambah pernyataan itu.

Menurut pernyataan itu, Iran menggunakan rekayasa sosial dan upaya lainnya untuk mendapatkan akses terhadap individu yang memiliki akses langsung terhadap kampanye presiden dari partai Demokrat dan Republik.

“Aktivitas semacam itu, termasuk pencurian dan pengungkapan informasi, dimaksudkan untuk mempengaruhi proses pemilu AS." sebut pernyataan itu.

Tuduhan bahwa Iran dan Rusia telah menggunakan taktik ini, tidak hanya terjadi AS selama siklus pemilu federal saat ini dan sebelumnya, tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia, badan-badan tersebut mengatakan bahwa melindungi integritas pemilu AS dari pengaruh atau campur tangan asing adalah “prioritas kami.”

“Kami tidak akan menoleransi upaya asing untuk mempengaruhi atau mencampuri pemilu kami, termasuk menargetkan kampanye politik Amerika,” tulis lembaga tersebut.

Atas tuduhan AS, pemerintah Iran membantah terlibat dalam dugaan serangan siber tersebut.

Sumber: Anadolu

0 Komentar